1. Alat Pencernaan Makanan
pada Manusia
Saluran Pencernaan memberi tubuh persediaan akan air,
elektrolit, dan makanan yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini , dibutuhkan
:
(1) pergerakan melalui
saluran pencernaa;
(2) sekresi getah
pencernaan dan pencernaan makanan;
(3) absorpsi hasil
pencernaanm, air dan berbagai elektrolit;
(4) sirkulasi darah
melalui organ – organ gastrointestinal untuk membawa zat zat yang diabsorpsi;
dan
(5) pengaturan semua
fungsi ini oleh sistem syaraf dan hormonal.
The digestion system of human body can be divided
become alimentary canal ( 9 meters) and alimentary glands. Alimentary canal is
started from mouth to anus. Saluran pencernaan tersebut
terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A.
Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan.
Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk
membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan
dan sistem pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Proses
mengunyah terjadi di dalam mulut. Mengunyah makanan bersifat penting untuk
pencernaan semua makanan, selain itu mengunyah akan membantu pencernaan makanan
untuk alasan sederhana yaitu karena enzim enzim pencernaan hanya bekerja pada
permukaan partikel makanan.
Dalam proses mengunyah terjadi proses mencerna secara
mekanik maupun secara kimiawi. Secara mekanik dilakukan oleh gigi dan dengan
bantuan lidah, secara kimiawi karena adanya kerja enzim pencerna.
a. Glandula/kelenjar saliva dalam mulut
Saluran dari kelenjar liur di pipi (glandula parotis),
dibawah lidah (Glandula sublingualis) dan dibawah rahang (Glandula
submandibularis) mengalirkan isinya ke dalam mulut.Pada saat makan, aliran dari
ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan
lainnya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung
Gambar 2
Kelenjar parotis (1), kelenjar sublingual (2)dan kelenjar submandibularis
(3)
Pengeluaran air liur biasanya diatur oleh rangsangan
syaraf, misalnya karena terstimulasi oleh aroma makanan. Pada saat membaui
aroma makanan tertentu, apa yang kalian rasakan pada daerah di sekitar lidah ?
Sekresi saliva normal sehari – hari berkisar 800
– 1500 ml dengan pH 6,0 – 7,0.
Fungsi air ludah adalah untuk :
-
Melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat dari gesekan.
-
Melumasi makanan supaya lebih mudah ditelan
-
Ludah mengandung buffer yang membantu mencegah pembusuka geligi dengan cara
,menetralkan asam dalam mulut.
-
Zat antibakteri dalam ludah juga akan membunuh banyak bakteri yang memasuki
mulut melalui makanan.
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama
:
1. Sekresi serus yang mengandung
ptialin (suatu α amilase ludah), yang merupakan enzim yang mencernakan
pati (polimer glukosa dari tumbuhan) dan glikogen (polimer glukosa dari
hewan).dan
2. sekresi mukus yang mengandung musin
untuk tujuan pelumasan dan perlindungan permukaan.
b. Lidah
Gambar 3
Papila – Papila di Lidah
Di dasar mulut terdapat lidah, yangnberfungsi untuk
merasakan dan mencampur makanan. Makna penting dari pengecapan terletak pada
fakta bahwa hal itu memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan
keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan substansi
nutrisi tertentu.
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah.
Terdapat 3 jenis papila di lidah Yaitu :
-
Papila filiformis
-
Papila fungiformis
-
Papila circumvallate
Di dalam papila ini tersebar kuncup – kuncup rasa
/taste bud yaitu daerah yang memiliki reseptor untuk menerima impuls dan
akan mengirimkan impuls rasa ini menuju sistem syaraf pusat.
Gambar 4
Daerah sensasi rasa di Lidah
Sensasi utama . pengecapan terbagi menjadi empat
kategori yaitu asam , asin, manis dan pahit.Seorang manusia dapat
menerima beratus ratus pengecapan yang berbeda . Semua itu merupakan kombinasi
dari sensasi sensasi dasar dengan cara yang sama seperti kita melihat warna ,
yang merupakan kombinasi dari ketiga sensasi warna utama.
Rasa asam. Rasa asam disebabkan oleh asam, dan intensitas dari
ion hidrogen. Semakin asam suatu asam , makin kuat sensasi yang terbentuk.
Rasa Asin. Rasa asin dibentuk oleg garam garam yang terionisasi .
Kualitas rasanya berbeda beda antara garam yang satu dengan garam yang lainnya
karena garam juga membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin. Kation
dari garam terutama berperan membentuk rasa asin, tetapi anionnya juga ikut
berperan walaupun kecil.
Rasa Manis. Rasa manis tidak dibentuk
oleh satu golongan kelas substansi kimia saja. Beberapa tipe substansi kimia
yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glokol,alkohol, aldehid,
keton,amida,ester,asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat,asam
halogenasi dan garam-garam anorganik dari timah dan berilium. Perhatikan bahwa
kebanyakan substansi yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik .
Rasa pahit. Rasa pahit ,seperti rasa manis tidak dibentuk hanya
oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi yang membentuk rasa pahit
hampir seluruhnya merupakan substansi organik. Dua golongan substansi tertentu
yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (1) substansi organik rantai
panjang yang mengandung nitrogen dan (2) alkaloid . Alkaloid meliputi
banyak zat yang digunakan dalam obat obatan seperti kuinin, kafein,striknin,
dan nikotin.
Lidah akan mengecap makanan, memanipulasinya selama
pengunyahan dan membantu membentuk makanan menjadi bolus . Selama penelanan,
lidah akan mendorong bolus ke bagian belakang rongga mulut dan akhirnya ke
dalam faring.
c. Gigi
Gambar 5,
Bagian Rongga mulut
Gigi sudah dirancang dengan sangat tepat untuk
mengunyah, gigi anterior (insisivus) menyediakan kerja untuk memotong
yang kuat, dan gigi posterior (molar) menyediakan kerja untuk menggiling.
c.1. Gigi susu
Gambar 6,
Formula gigi susu
Jumlah total gigi susu ada 20. masing-masing rahang
atas dan rahang bawah ada 10 gigi. 4 gigi yang terletak paling depan adalah
gigi insisif atau biasa disebut gigi seri. lalu disebelahnya (gigi ke3 bila
dihitung dari midline) adalah kaninus atau yang biasa kita sebut taring.
kemudian 2 sisanya yang terletak paling belakang adalah gigi geraham (molar). disebutkan
dari depan adalah Insisif 1, insisif 2, kaninus, molar 1 dan molar 2.
c.2. Gigi permanen
Pada gigi permanen. gigi geraham susu digantikan oleh
gigi premolar dan bukan geraham permanen. geraham permanen tumbuh di belekang
gigi premolar. dan berjumlah 3 untuk setiap bagian. sehingga gigi permanen
seluruhnya berjumlah 32 gigi. bila disebutkan dari depan adalah Insisif 1,
insisif 2, kaninus, premolar, premolar 2, molar 1, molar 2 dan molar 3.
Gambar 7;
Penampang gigi tetap
d. Struktur gigi
Gambar
8;
Struktur gigi
Struktur jaringan keras gigi
Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi,
dan akar gigi. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar
adalah bagian gigi yang tertanam pada tulang rahang, dan leher gigi adalah
bagian pertemuan mahkota dengan akar.
Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu enamel, dentin, pulpa, dan sementum.
Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu enamel, dentin, pulpa, dan sementum.
Mahkota tersusun atas:
-
enamel/email (bagian terluar), adalah lapisan terluar gigi, yang
menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan
dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Jaringan email adalah struktur
kristalin yang tersusun oleh jaringan anorganik 96 %, material organik hanya 1
% dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti
keramik.
Meskipun sangat keras,
email rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil
metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan
menghasilkan asam. Pola makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email
gigi. Demikian juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia yang
selalu memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang
dimuntahkan tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga bersifat
erosif bagi gigi.
-
dentin, merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan
ini jauh lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material organiknya
lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material
organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak ± 10 % dan
material anorganik 70 %.
Secara anatomis, dentin
sangat berhubungan erat dengan jaringan pulpa.
Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran
yang disebut tubuli dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli
dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa
karena badan selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya (yang disebut serabut
tomes) memanjang ke dalam tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi.
Serabut tomes inilah yang membuat dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan
kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.
-
pulpa (bagian terdalam).
Pulpa adalah suatu
rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Pulpa gigi banyak
memiliki kemiripan dengan jaringan ikat lain pada tubuh manusia, namun ia
memiliki karakteristik yang unik. Di dalam pulpa terdapat berbagai elemen
jaringan seperti pembuluh darah, persyarafan, serabut jaringan ikat, cairan
interstitial, dan sel-sel seperti fibroblast, odontoblast dan sel imun.
Di dalam pulpa, terdapat dua jenis serabut syaraf yaitu serabut syaraf
bermyelin (serabut A) dan tanpa myelin (serabut C). Serabut sensorik pada pulpa
berasal dari syaraf trigeminal dan memasuki ujung akar pulpa melalui foramen
apikal. Serabut syaraf A terletak di daerah perbatasan dentin-pula, dan bila
terstimulasi maka akan terasa rasa sakit yang tajam. Sedangkan serabut syaraf C
terdistribusi di seluruh kamar pulpa, bila serabut syaraf tipe ini terangsang
maka akan terasa rasa sakit yang lebih berat dan biasanya gigi telah mengalami
cedera, misalnya karena benturan atau karies mencapai pulpa
Akar tersusun atas:
-
sementum (bagian terluar), Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan
gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas:
Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
-
dentin, dan
-
pulpa (bagian terdalam). Pada pulpa gigi terdapat banyak pembuluh saraf
dan pembuluh darah.
B. Faring
Faring merupakan daerah yang kita sebut sebagai
kerongkongan, di bagian atas faring terdapat persimpangan yang menuju ke
esofagus dan trakea (batang tenggorokan). Pada permukaan faring terdapat
penutup dari tulang rawan yang disebut sebagai epiglottis. Ketika kita menelan
, epiglotis menutup lubang yang menuju tenggorokan untuk melindungi sistem
pernapasan terhadap masuknya makanan atau cairan selama penelanan.
C. Esofagus
Esofagus mengalirkan makanan dari faring turun menuju
lambung . Gerakan peritaltis akan mendorong bolus sepanjang esofagus yang
sempit. Otot pada bagian atas paling atas esofagus adalah otot lurik (otot
sadar). Dengan demikian tindakan penelanan dimulai secara sadar , tetapi
kemudian gelombang kontraksi tak sadar oleh otot polos pada sisa esofagus
selanjutnya akan menggantikannya. Amilase ludah akan terus menghidrolisis pati
dan glokogen sementara bolus makanan lewat melalui esofagus.
D.
Lambung
lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk
seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2
liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus
makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot
polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang
dihasilkan lambung adalah :
- Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
- Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
- Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
- Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik
dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi
HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
E.
Usus Halus
usus-halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus
halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian
yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus
halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa
kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar
pankreas yang dilepaskan ke usus halus. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus
adalah :
- Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
- Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
- Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
- Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar
pankreas adalah :
- Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
- Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
- Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
- Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
- Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
- Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
- Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
- Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
- Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
2. PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus
terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung
dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus
kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat
akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian
diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil
pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein
setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim
tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap
usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak,
pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang
dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak
kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh
pembuluh limfe.
A.
Usus Besar (Kolon)
usus-besar
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari
usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik.
Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,
dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses
pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan
vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya
E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil
pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
B. Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh.
Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum.
Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan
dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos
dan otot lurik.
3. Gangguan Sistem Pencernaan
1)
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
2) Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke
usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka
feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang
mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
3) Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
4. SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN
RUMINANSIA
a. Struktur
khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
1.
|
Gigi
seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan
seperti rumput.
|
2.
|
Geraham
belakang (Molar) memiliki bentuk datar dan lebar.
|
3.
|
Rahang
dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
|
4.
|
Struktur
lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan
Abomasum.
|
Pola sistem pencernaan pada
hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus,
lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang-kadang
berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

Sapi, misalnya, mempunyai
susunan gigi sebagai berikut:
3
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rahang
atas
|
M
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
M
|
Jenis
gigi
|
3
|
3
|
-
|
4
|
4
|
-
|
3
|
3
|
Rahang
bawah
|
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan
susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai
gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih
banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah
makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50%
selulosa.
Jika
dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus
(kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi
(mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan
sekitar 5 cm.
Lambung
sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung
mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah
kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan
dan fermentasi.
Lambung
ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum
dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian
ini terlihat dari bentuk tonjolan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
Makanan
dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi
makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis
protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di
tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar
(disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah
kedua kali. Dari mulutmakanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum.
Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan
bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya
dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh
enzim.
Selulase
yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa
menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena
pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan
untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan
ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. Asam lemak serta
protein inilah yang menjadi bahan baku
pembentukkan susu pada sapi. Nah, inilah alasan mengapa hanya dengan memakan
rumput, sapi dapat menghasilkan susu yang bermanfaat bagi manusia.
Hewan
seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada
sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang
dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri.
Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di
lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses
pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada
sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang
kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Pada
kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali.
Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan
dicernakan lagi oleh kelinci.
Sekum
pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.
Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan
pencernaan berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat panjang, usus
halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang
sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Enzim
selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna
selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa
CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Tidak tertutup
kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama
feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan
diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar